has abstract
| - In Poloniae annalibus (July 16, 1953) is a letter of Pope Pius XII commemorating the seven hundredth anniversary of the canonization of Saint Stanislaw and encouraging the Polish episcopate to be united and strong in the face of persecution. (en)
- In Poloniae annalibus (16 Juli 1953) adalah sebuah surat apostolik Paus Pius XII memperingati hari peringatan ke-700 kanonisasi Santo Stanislaus AAS dan mendorong para pelayan gerejawi untuk bersatu dan tetap teguh pada masa penindasan. Santo Stanislaus adalah salah satu contoh dari kegigihan pada masanya dan seorang teladan bagi masa kita sekarang. Sebagai uskup Krakow, ia adalah seorang teladan bagi kesetiaan, keterlibatan sosial dan keberanian. Ia berani mengatakan pada Raja Boleslaw langsung akan kesalahan dan dosa-dosanya. Ia disiksa sebagai hasilnya, tetapi keyakinannya tidak tergoyahkan. Para umat di Krakow sangat marah akan penghinaan terhadap kesucian gereja ini sampai-sampai mereka memaksa sang raja untuk meletakkan tahtanya. Boleslaw kemudian hidup di pengasingan hingga akhir masa hayatnya. Pasa uskup di Polandia menunjukkan semangat dan cinta yang sama sebagaimana para umat Krakow masa itu. Faktanya cobaan-cobaan pada mereka sangat mirip dengan apa yang terjadi pada diri Santo Stanislaus. Malam penuh teror menghantui para umat di Polandia. Namun di dalam kegelapan malam bersinarlah bintang-bintang kesetiaan bangsa Polandia sedemikian rupa sehingga seluruh dunia bisa menyaksikannya dengan penuh kekaguman. Banyak orang Polandia yang kehilangan segalanya akibat mempertahankan iman mereka. Banyak yang kehilangan nyawa mereka. Banyak uskup, imam dan rohaniwan yang dipenjara, dikirim ke Siberia, dirampas semua hak mereka, disiksa, difitnah dan didakwa akan hal-hal yang tidak benar, hanya untuk satu alasan sajaL mereka adalah pembawa pesan Kristus. Orang-orang pada umumnya dan mereka yang putus asa tidak dapat mengerti akan hal ini, tetapi kehormatan abadi adalah suatu hal yang pasti bagi mereka yang mengorbankan segalanya. Mereka adalah penerus sejati Santo Stanislaus. Kebijaksanaannya terus berkembang di antara bangsa Polandia. Mungkin akan membutuhkan sejumlah waktu tertentu, tetapi anugerah-anugerah yang penuh kuasa bagi semua pengorbanan ini akan menghasilkan buah yang sangat melimpah. Paus Pius XII melihat kembali sejarah Polandia untuk menunjukkan bagaimana kesetiaan dan iman bangsa Polandia, mengikuti jejak Santo Stanislaus, selalu menang pada akhirnya. Santo Stanislaus bukan saja orang suci yang bijaksana, tetapi juga orang suci yang adil. Dan bangsa Polandia yang saat itu terpecah-belah menjadi bersatu di sekeliling jenazah orang suci besar ini. Ia mengingatkan para pelayan gereja untuk mempertahankan persatuan yang sama. (in)
- In Poloniae annalibus (16 de julho de 1953) é uma carta apostólica do papa Pio XII que comemorando o setecentenário da canonização de São Estanislau e encoraja o episcopado polonês a se unir e fortalecer diante da perseguição. Segundo a carta, São Estanislau foi um exemplo de firmeza em seu tempo e um modelo para o nosso tempo. Como bispo de Cracóvia, ele era um modelo de piedade, compromisso social e coragem. Ele se atreveu a contar ao rei Boleslaw suas falhas e pecados em seu rosto. Ele foi torturado como resultado, mas sua mente não se curvou. Os fiéis de Cracóvia ficaram tão furiosos com esse sacrilégio que forçaram o rei a abdicar. Ele foi para o exílio pelo resto da vida. Os bispos da Polônia exibem o mesmo fervor e o mesmo amor que os fiéis naqueles dias. De fato, seus julgamentos são muito comparáveis aos de São Estanislau. Uma noite de terror desceu sobre a Polônia fiel. Mas na escuridão da noite brilham as estrelas da lealdade polonesa de tal maneira que o mundo inteiro assiste com admiração. Muitos poloneses perderam tudo, porque defenderam sua fé. Muitos perderam a vida. Muitos bispos, padres e religiosos foram encarcerados, enviados à Sibéria, roubados de todos os direitos, torturados, difamados e falsamente acusados de todas as coisas, por uma única razão: eram mensageiros de Cristo. Pessoas comuns e desanimadas não conseguem entender isso, mas a honra eterna é certa para todos aqueles que deram tudo. Eles são os verdadeiros sucessores de São Estanislau. Suas virtudes continuam a florescer entre o povo polonês. Pode levar tempo, mas as poderosas bênçãos de todos esses sacrifícios mais tarde produzirão frutos ricos. O papa Pio XII revisa a história polonesa para mostrar como a lealdade e a fé polonesa, seguindo o exemplo de Estanislau, sempre foram vitoriosas. São Estanislau, este não é apenas um santo da virtude, mas também da justiça. E os poloneses, que estavam divididos na época, unificados em torno das relíquias do grande santo. Ele adverte o episcopado para manter a mesma unidade. (pt)
|