About: Bubungan Tinggi     Goto   Sponge   NotDistinct   Permalink

An Entity of Type : yago:WikicatHouseStyles, within Data Space : dbpedia.demo.openlinksw.com associated with source document(s)
QRcode icon
http://dbpedia.demo.openlinksw.com/c/5NYh1ouGuN

Rumah Bubungan Tinggi or Rumah Banjar or Rumah Ba-anjung is an iconic type of house in South Kalimantan. Its name Bubungan Tinggi refers to the steep roof (45 degrees). In the old kingdom time, this house was the core building within a palace complex, where the King and his family resided. Since 1850, there were various buildings added around it with their own respective functions. Later this type of house became so popular, that people which were not part of the royalty also took interest in building it.

AttributesValues
rdf:type
rdfs:label
  • Bubungan Tinggi (en)
  • Bubungan Tinggi (in)
rdfs:comment
  • Rumah Bubungan Tinggi or Rumah Banjar or Rumah Ba-anjung is an iconic type of house in South Kalimantan. Its name Bubungan Tinggi refers to the steep roof (45 degrees). In the old kingdom time, this house was the core building within a palace complex, where the King and his family resided. Since 1850, there were various buildings added around it with their own respective functions. Later this type of house became so popular, that people which were not part of the royalty also took interest in building it. (en)
  • . Atap Bubungan Tinggi adalah bumbungan atap rumah Banjar yang merupakan atap pelana dengan sudut 45° yang relatif curam dengan posisi melintang. Atap pelana dengan posisi melintang ini juga sering disebut atap model Rumah Kampung atau (Rumah Kajang Pedati). Atap Bubungan Tinggi menutupi ruang induk yang disebut Palidangan atau Panampik Panangah. Rumah Bubungan Tinggi melambangkan berpadunya Dunia Atas dan Dunia Bawah di dalam . sebagai perlambang "Dunia Atas" sedang Puteri Junjung Buih sebagai perlambang "Dunia Bawah". Rumah yang menggunakan atap Bubungan Tinggi: (in)
foaf:depiction
  • http://commons.wikimedia.org/wiki/Special:FilePath/Bagian_Belakang_Adat_Banjar_Bubungan_Tinggi.jpg
  • http://commons.wikimedia.org/wiki/Special:FilePath/Rich_carved_in_Traditional_House_of_Banjar_People.jpg
  • http://commons.wikimedia.org/wiki/Special:FilePath/Rumah_Adat_Banjar_Bubungan_Tinggi_1.jpg
  • http://commons.wikimedia.org/wiki/Special:FilePath/Rumah_Bubungan_Tinggi.jpg
dct:subject
Wikipage page ID
Wikipage revision ID
Link from a Wikipage to another Wikipage
sameAs
dbp:wikiPageUsesTemplate
thumbnail
has abstract
  • Rumah Bubungan Tinggi or Rumah Banjar or Rumah Ba-anjung is an iconic type of house in South Kalimantan. Its name Bubungan Tinggi refers to the steep roof (45 degrees). In the old kingdom time, this house was the core building within a palace complex, where the King and his family resided. Since 1850, there were various buildings added around it with their own respective functions. Later this type of house became so popular, that people which were not part of the royalty also took interest in building it. Today, there are houses of this type of architecture all over South Kalimantan, and even crossing the borders of Central Kalimantan and East Kalimantan. Due to ancient ties between this region and the island of Madagascar a similar style can be observed in some parts of that island. As it is more expensive than a usual house, it is only affordable for the more wealthy people. (en)
  • . Atap Bubungan Tinggi adalah bumbungan atap rumah Banjar yang merupakan atap pelana dengan sudut 45° yang relatif curam dengan posisi melintang. Atap pelana dengan posisi melintang ini juga sering disebut atap model Rumah Kampung atau (Rumah Kajang Pedati). Atap Bubungan Tinggi menutupi ruang induk yang disebut Palidangan atau Panampik Panangah. Kontruksi Atap Bubungan Tinggi tersebut ditopang oleh 8 buah tiang utama yang disebut Tihang Pitugur. Tiang utama ini menyangga konstruksi kuda-kuda atap utama disebut Sangga Ribut. Ruang Palidangan ini secara merupakan pusat rumah atau titik tengah rumah, yang secara filosofi merupakan ruang yang paling penting (privat). Susunan ke 8 buah Tihang Pitugur atau Saka Guru yang membentuk konstruksi utama bangunan inilah yang menyangga kuda-kuda atap utama. Ke-8 buah tiang inilah yang didirikan terlebih dahulu, setelah itu barulah tiang-tiang lainnya. Rumah adat Banjar yang menggunakan atap Bubungan Tinggi dinamakan Rumah Bubungan Tinggi yaitu jenis rumah bernilai paling tinggi di antara jenis-jenis rumah Banjar karena merupakan jenis rumah yang dipergunakan sebagai kediaman Sultan dalam suatu kompleks keraton. Atap Bubungan Tinggi terletak di antara atap Pisang Sasikat yang menutupi kedua buah Anjung. Di sebelah depan atap Bubungan Tinggi disebut atap Sindang Langit, sedangkan di belakang atap Bubungan Tinggi disebut atap Hambin Awan. Tetapi untuk rumah Gajah Baliku atap di sebelah depan atap Bubungan Tinggi disebut. Meskipun masyarakat Banjar sekarang adalah masyarakat yang secara khusus hidup didalam unsur keagamaan Islam, namun masih banyak sekali adat dan budaya Banjar yang masih mempertahankan adat budaya nenek moyang . Jika kita lihat maka di dalam kehidupan sehari hari masyarakat Banjar pun masih kental akan Kaharingan meski terkadang hal itu tidak disadari. Wajar saja, karna Kaharingan adalah kepercayaan awal suku Dayak di Kalimantan. Bahkan ketika mereka sudah memeluk agama Islam pun, masyarakat Banjar masih tidak bisa lepas total dari adat Kaharingan meskipun sebagian besar telah disunting agar sesuai dengan Islam. Rumah Banjar terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, pemisahan jenis dan bentuk rumah Banjar sesuai dengan filsafat dan religi yang bersumber pada kepercayaan nenek moyang yaitu Kaharingan yang mana dalam kepercayaan suku Dayak alam semesta yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu alam atas dan alam bawah. Rumah Bubungan Tinggi merupakan lambang mikrokosmos dalam makrokosmos yang besar. Penghuni seakan-akan tinggal di bagian dunia tengah yang diapit oleh dunia atas dan dunia bawah. Di mana mereka hidup dalam keluarga besar, sedang kesatuan dari dunia atas dan dunia bawah melambangkan dan . Rumah Bubungan Tinggi melambangkan berpadunya Dunia Atas dan Dunia Bawah di dalam . Pada peradaban agraris, rumah dianggap keramat karena dianggap sebagai tempat bersemayam secara oleh para dewata seperti pada suku Dayak Meratus yang berfungsi sebagai rumah ritual. Pada masa Kerajaan Negara Dipa sosok nenek moyang diwujudkan dalam bentuk patung pria dan wanita yang disembah dan ditempatkan dalam istana. Pemujaan arwah nenek moyang yang berwujud pemujaan dan Puteri Junjung Buih merupakan simbol persatuan alam atas dan alam bawah Kosmogoni Kaharingan-Hindu. sebagai (Surya) dari unsur kepercayaan Kaharingan-Hindu, matahari yang menjadi orientasi karena terbit dari ufuk timur (orient) selalu dinantikan kehadirannya sebagai sumber kehidupan, sedangkan Puteri Junjung Buih berupa lambang air, sekaligus lambang kesuburan tanah. sebagai perlambang "Dunia Atas" sedang Puteri Junjung Buih sebagai perlambang "Dunia Bawah". Pada arsitektur Rumah Bubungan Tinggi pengaruh unsur-unsur tersebut masih dapat ditemukan. Bentuk ukiran naga yang tersamar/didestilir (bananagaan) melambangkan "alam bawah" sedangkan ukiran burung enggang gading melambangkan "alam atas". Pohon Hayat; Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan citra dasar dari sebuah "pohon hayat" yang merupakan lambang kosmis. Pohon Hayat merupakan pencerminan dimensi-dimensi dari satu kesatuan semesta. Ukiran tumbuh tumbuhan yang subur pada Tawing Halat (Seketeng) merupakan perwujudan filosofi "pohon kehidupan / Batang Garing" di dalam kepercayaan . Payung; Wujud bentuk rumah dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan sebuah citra dasar sebuah payung yang menunjukkan suatu orientasi kekuasaan ke atas. Payung juga menjadi perlambang kebangsawanan yang biasa menggunakan "payung kuning" sebagai perangkat kerajaan. Payung kuning sebagai tanda-tanda kemartabatan / kemewahan kerajaan Banjar diberikan kepada para pejabat kerajaan di suatu daerah. Simetris; Wujud bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi yang simetris, terlihat pada bentuk sayap bangunan atau anjung yang terdiri atas Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang sekilas sangat mirip dengan rumah adat Dayak Maanyan. Hal ini berkaitan dengan filosofi simetris (seimbang) dalam pemerintahan Kerajaan Banjar, yang membagi kementerian, menjadi Mantri Panganan (Kelompok Menteri Kanan) dan Mantri Pangiwa (Kelompok Menteri Kiri), masing-masing terdiri atas 4 menteri, Mantri Panganan bergelar 'Patih' dan Mantri Pangiwa bergelar 'Sang', tiap-tiang menteri memiliki pasukan masing-masing. Konsep simetris ini tercermin pada rumah bubungan tinggi. Rumah yang menggunakan atap Bubungan Tinggi: 1. * Rumah Bubungan Tinggi 2. * Rumah Gajah Baliku (in)
gold:hypernym
prov:wasDerivedFrom
page length (characters) of wiki page
foaf:isPrimaryTopicOf
is Link from a Wikipage to another Wikipage of
is foaf:primaryTopic of
Faceted Search & Find service v1.17_git147 as of Sep 06 2024


Alternative Linked Data Documents: ODE     Content Formats:   [cxml] [csv]     RDF   [text] [turtle] [ld+json] [rdf+json] [rdf+xml]     ODATA   [atom+xml] [odata+json]     Microdata   [microdata+json] [html]    About   
This material is Open Knowledge   W3C Semantic Web Technology [RDF Data] Valid XHTML + RDFa
OpenLink Virtuoso version 08.03.3331 as of Sep 2 2024, on Linux (x86_64-generic-linux-glibc212), Single-Server Edition (378 GB total memory, 52 GB memory in use)
Data on this page belongs to its respective rights holders.
Virtuoso Faceted Browser Copyright © 2009-2024 OpenLink Software