| rdfs:comment
| - Media naturalness theory is also known as the psychobiological model. The theory was developed by Ned Kock and attempts to apply Darwinian evolutionary principles to suggest which types of computer-mediated communication will best fit innate human communication capabilities. Media naturalness theory argues that natural selection has resulted in face-to-face communication becoming the most effective way for two people to exchange information. (en)
- Teori kealamian media ini dicetuskan dan dikembangkan oleh Ned Kock. Teori ini kadang-kadang disebut sebagai model fisio-biologis, atau teori kompensasi adaptasi. Teori ini digunakan untuk memahami perilaku manusia terhadap teknologi dalam berbagai konteks, seperti: pendidikan atau online learning, komunikasi dalam lingkungan virtual, bisnis (e-collaboration dan e-commerce), dan sebagainya. Teori kealamiahan media ini dapat dilihat sebagai sebuah teori yang dikembangkan dari teori Darwin, khususnya dalam hal perilaku manusia terhadap beberapa jenis media komunikasi. Perkembangan teori ini juga konsisten dengan ide-ide dari bidang psikologi evolusioner. (in)
|
| has abstract
| - Media naturalness theory is also known as the psychobiological model. The theory was developed by Ned Kock and attempts to apply Darwinian evolutionary principles to suggest which types of computer-mediated communication will best fit innate human communication capabilities. Media naturalness theory argues that natural selection has resulted in face-to-face communication becoming the most effective way for two people to exchange information. The theory has been applied to human communication outcomes in various contexts, such as: education, knowledge transfer, communication in virtual environments, e-negotiation, business process improvement, trust and leadership in virtual teamwork, online learning, maintenance of distributed relationships, performance in experimental tasks using various media, and modular production. Its development is also consistent with ideas from the field of evolutionary psychology. The media naturalness theory builds on the media richness theory's arguments that face-to-face interaction is the richest type of communication medium by providing an evolutionary explanation for the face-to-face medium's degree of richness. Media naturalness theory argues that since ancient hominins communicated primarily face-to-face, evolutionary pressures since that time have led to the development of a brain that is consequently designed for that form of communication. Kock points out that computer-mediated communication is far too recent a phenomenon to have had the time necessary to shape human cognition and language capabilities via natural selection. In turn, Kock argues that using communication media that suppress key elements found in face-to-face communication, as many electronic communication media do, ends up posing cognitive obstacles to communication, and particularly in the case of complex tasks (e.g., business process redesign, new product development, online learning), because such tasks seem to require more intense communication over extended periods of time than simple tasks. (en)
- Teori kealamian media ini dicetuskan dan dikembangkan oleh Ned Kock. Teori ini kadang-kadang disebut sebagai model fisio-biologis, atau teori kompensasi adaptasi. Teori ini digunakan untuk memahami perilaku manusia terhadap teknologi dalam berbagai konteks, seperti: pendidikan atau online learning, komunikasi dalam lingkungan virtual, bisnis (e-collaboration dan e-commerce), dan sebagainya. Teori kealamiahan media ini dapat dilihat sebagai sebuah teori yang dikembangkan dari teori Darwin, khususnya dalam hal perilaku manusia terhadap beberapa jenis media komunikasi. Perkembangan teori ini juga konsisten dengan ide-ide dari bidang psikologi evolusioner. Teori ini dibangun berdasarkan ide-ide evolusi manusia dan telah diusulkan sebagai alternatif untuk teori kekayaan media (media richness theory). Teori kealamiahan media berpendapat bahwa cara berkomunikasi nenek moyang manusia adalah komunikasi tatap muka, tekanan evolusi telah menyebabkan perkembangan otak yang dirancang untuk melakukan komunikasi dengan cara tatap muka. Akibatnya, ketika manusia menggunakan media komunikasi yang menekan unsur-unsur yang ditemukan dalam komunikasi tatap muka, seperti yang terjadi apabila manusia berkomunikasi lewat media elektronik, manusia akan mengalami rintangan-rintangan dalam memperoleh pesan dengan tepat. Hal ini dapat terjadi dalam konteks pekerjaan yang kompleks (misalnya, belajar online), karena tugas-tugas tersebut tampaknya membutuhkan lebih banyak komunikasi yang intens selama periode waktu yang lebih panjang dari tugas-tugas sederhana. Dalam hal tersebut manusia dengan sendirinya akan melakukan adatasi guna dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan benar dan maksimal. (in)
|
![[RDF Data]](/fct/images/sw-rdf-blue.png)
![[cxml]](/fct/images/cxml_doc.png)
![[csv]](/fct/images/csv_doc.png)
![[text]](/fct/images/ntriples_doc.png)
![[turtle]](/fct/images/n3turtle_doc.png)
![[ld+json]](/fct/images/jsonld_doc.png)
![[rdf+json]](/fct/images/json_doc.png)
![[rdf+xml]](/fct/images/xml_doc.png)
![[atom+xml]](/fct/images/atom_doc.png)
![[html]](/fct/images/html_doc.png)
