About: Minangkabau Highlands     Goto   Sponge   NotDistinct   Permalink

An Entity of Type : dbo:Place, within Data Space : dbpedia.demo.openlinksw.com associated with source document(s)
QRcode icon
http://dbpedia.demo.openlinksw.com/describe/?url=http%3A%2F%2Fdbpedia.org%2Fresource%2FMinangkabau_Highlands

The Minangkabau Highlands (Indonesian: Dataran Tinggi Minangkabau, Minang: Minang Darek) is a mountainous area in the province of West Sumatra, located around three mountains—Mount Marapi, Mount Singgalang, and Mount Sago—in west-central Sumatra, Indonesia. The highlands are part of the Barisan Mountains, the largest mountain range in Sumatra. They are home to the Minangkabau people who refer them as Alam Minangkabau, or "the world of Minangkabau". This area formed a kingdom known from at least the 7th century as Malayu.

AttributesValues
rdf:type
rdfs:label
  • Dataran Tinggi Minangkabau (in)
  • Minangkabau Highlands (en)
rdfs:comment
  • The Minangkabau Highlands (Indonesian: Dataran Tinggi Minangkabau, Minang: Minang Darek) is a mountainous area in the province of West Sumatra, located around three mountains—Mount Marapi, Mount Singgalang, and Mount Sago—in west-central Sumatra, Indonesia. The highlands are part of the Barisan Mountains, the largest mountain range in Sumatra. They are home to the Minangkabau people who refer them as Alam Minangkabau, or "the world of Minangkabau". This area formed a kingdom known from at least the 7th century as Malayu. (en)
  • Dataran Tinggi Minangkabau adalah wilayah pegunungan yang terletak di bagian tengah Bukit Barisan dengan tiga puncak tertinggi yang dijuluki sebagai puncak Tri Arga. Wilayah yang kini menjadi bagian dari provinsi Sumatra Barat ini terdiri dari tiga lembah utama atau juga disebut luhak, yaitu: Luhak Agam, Luhak Limopuluah, dan Luhak Tanah Data. Wilayah ini merupakan kampung halaman bagi orang Minangkabau; mereka menyebutnya sebagai darek atau alam Minangkabau. (in)
foaf:depiction
  • http://commons.wikimedia.org/wiki/Special:FilePath/Minangkabau_mosque.jpg
dcterms:subject
Wikipage page ID
Wikipage revision ID
Link from a Wikipage to another Wikipage
sameAs
dbp:wikiPageUsesTemplate
thumbnail
has abstract
  • The Minangkabau Highlands (Indonesian: Dataran Tinggi Minangkabau, Minang: Minang Darek) is a mountainous area in the province of West Sumatra, located around three mountains—Mount Marapi, Mount Singgalang, and Mount Sago—in west-central Sumatra, Indonesia. The highlands are part of the Barisan Mountains, the largest mountain range in Sumatra. They are home to the Minangkabau people who refer them as Alam Minangkabau, or "the world of Minangkabau". This area formed a kingdom known from at least the 7th century as Malayu. It is probable that wet rice cultivation evolved in the highlands long before it appeared in other parts of Sumatra, and predates significant foreign contact.Inscriptions in the area have been found from the rule of Adityavarman (1347–1375). The Dutch began exploiting the gold reserves in the highlands in the 1680s. They dominated the trade in the area, severely restricting the trade outlets between the highlands and the ports on the coast between 1820 and 1899, bringing about a marked decrease in rice production. The highlands consist of three major valleys: Tanah Datar Valley, Agam Valley, and Limapuluh Valley. The village of Belimbing in the highlands is well known for its examples of surviving Minangkabu architecture. (en)
  • Dataran Tinggi Minangkabau adalah wilayah pegunungan yang terletak di bagian tengah Bukit Barisan dengan tiga puncak tertinggi yang dijuluki sebagai puncak Tri Arga. Wilayah yang kini menjadi bagian dari provinsi Sumatra Barat ini terdiri dari tiga lembah utama atau juga disebut luhak, yaitu: Luhak Agam, Luhak Limopuluah, dan Luhak Tanah Data. Wilayah ini merupakan kampung halaman bagi orang Minangkabau; mereka menyebutnya sebagai darek atau alam Minangkabau. Di wilayah ini diketahui telah terbentuk banyak kerajaan setidaknya sejak abad ke-7, mulai dari Kerajaan Melayu, Kerajaan Dharmasraya, hingga Kerajaan Pagaruyung. Besar kemungkinan budidaya padi sawah awalnya berkembang di Minangkabau jauh sebelum bermuncul di bagian lain di pulau Sumatra, bahkan mendahului kontak kebudayaan asing yang besar. Sejumlah prasasti yang ditemukan di Minangkabau tercatat sebagai peninggalan Adityawarman (1347–1375). Belanda mulai mengeksploitasi cadangan emas di Minangkabau sekitar tahun 1680-an. Pada awal abad ke-19, pedagang-pedagang Eropa termasuk Belanda mendominasi perdagangan di Minangkabau. Belanda juga membatasi aktivitas pedagang Minangkabau yang menuju pantai timur pulau Sumatra, dan mengalihkannya menuju pelabuhan di pantai barat antara tahun 1820 sampai 1899, yang menyebabkan produksi padi mengalami penurunan tajam. (in)
gold:hypernym
prov:wasDerivedFrom
page length (characters) of wiki page
foaf:isPrimaryTopicOf
is birth place of
is birth place of
is Link from a Wikipage to another Wikipage of
Faceted Search & Find service v1.17_git139 as of Feb 29 2024


Alternative Linked Data Documents: ODE     Content Formats:   [cxml] [csv]     RDF   [text] [turtle] [ld+json] [rdf+json] [rdf+xml]     ODATA   [atom+xml] [odata+json]     Microdata   [microdata+json] [html]    About   
This material is Open Knowledge   W3C Semantic Web Technology [RDF Data] Valid XHTML + RDFa
OpenLink Virtuoso version 08.03.3330 as of Mar 19 2024, on Linux (x86_64-generic-linux-glibc212), Single-Server Edition (378 GB total memory, 67 GB memory in use)
Data on this page belongs to its respective rights holders.
Virtuoso Faceted Browser Copyright © 2009-2024 OpenLink Software